Selasa, 10 April 2012

Vibrasi Low Frekuensi Steam Turbine NG Comp


LAPORAN ANALISA VIBRASI PADA LOW FREKUENSI

DI 102-JT PT. PUPUK KUJANG
BY. Rifki

1.       Masalah

Masalah yang dihadapi PT. Pupuk Kujang adalah terjadinya vibrasi pada subsynchronous frekuensi di turbin natural gas 102-JT. Masalah ini terjadi ketika overload  valve di non aktifkan vibrasi pada subsynchronous frekuensi meningkat dari 27 menjadi 38 micron dan akan bertambah seiring dengan dinonaktifkan overload valve.
 

2.       Kronologi Masalah

Permasalahan ini timbul sebelum dilakukan program TA pada tahun 2010. Awalnya ditemukan vibrasi terjadi pada pipa discharge lube oil. Beberapa kali percobaan telah dilakukan untuk mengatasi hal ini tetapi hasilnya gagal. Akhirnya di putuskan untuk mengatur manual PCV lube oil. Ketika vibrasi pipa discharge lube oil dapat diatasi dengan cara tersebut, pressure lube oil meningkat dari 1.8 menjadi 3.6 kg/cm2. Disaat yang sama vibrasi 102 JT meningkat dan hunting dari 31 sampai  74 microns dimana amplitudo terbesar terjadi pada low frekuensi yaitu subsynchronous frekuensinya. Dilakukan percobaan dimana membuka overload valve didapat vibrasi menurun dari 74 menjadi 24 microns. Dikarenakan adanya kenaikan vibrasi tersebut, diputuskan untuk melakukan overhaul pada turbin ini pada program TA. Setelah dilakukan overhaul didapat adanya kotoran yang menempel pada punggung bearing. Kotoran tersebut dibersihkan diharapkan tidak ada yang menghalangi bearing untuk bergerak. Hal ini dianggap telah menyelesaikan permasalahan vibrasi. Turbin di start dimana turbin running dengan posisi overload valve terbuka. Ketika akan dilakukan percobaan dimana operator akan menutup overload valve didapat vibrasi meningkat menjadi 38 dan meningkat seiring dengan ditutup overload valve. Dari percobaan tersebut diketahui bahwa vibrasi pada low frekuensi  belum teratasi hanya dengan membersihkan kotoran yang ada pada punggung bearing.

3.       Identifikasi Masalah
Vibrasi yang terjadi pada low frekuensi tepatnya pada subsynchronous banyak dikarenakan bearing tidak mampu meredam gaya yang ditujukan padanya. Oleh karena itu untuk mengetahui penyebab masalah yang dimungkinkan akibat fluktuasi gaya yang terjadi di bearing tersebut maka perlu diketahui data operasi sebagai berikut. Pressure suction compressor turun dari 15 kg/cm2 menjadi 9.5 kg/cm2. Hal ini membuat kerja turbin sangat berat dapat diketahui dari data steam flow inlet turbin, Steam inlet flow turbin mencapai 11 ton dengan Pressure steam inlet 42 Kg/cm2.


Gambar 3. Grafik Mass flow steam Vs Power Turbin

Dari gambar diatas dapat diketahui dengan pemakaian steam 11,2 ton dengan pressure steamnya 42 Kg/cm2, turbin ini beroperasi pada output shaft end 2200 KW. Dari penjelasan pt. Pupuk kujang dimana akan dilakukan integrasi natural gas pada pabrik 1b menuju 1a membutuhkan daya sekitar 300 watt. Untuk itu perlu dilakukan analisa kembali bila akan melakukan integrasi karena spare daya turbin ini hanya sekitar 300 Watt

Gambar 4. Grafik after first stage pressure Vs Mass flow steam

Dari  gambar diatas dapat ketahui bahwa dengan inlet steam flow 11,2 ton/jam maka after first stage pressure dari turbin ini 9 Kg/cm2. Data actual yang didapat pada turbin ini juga menunjukkan hal yang sama, ini menunjukkan bahwa turbin masih beroperasi pada kondisi yang wajar. Perlu diketahui bahwa tidak diijinkan untuk mengoperasikan turbin pada after first satge pressure 25 Kg/cm2, karena akan mengakibatkan kerusakan yang parah pada blade, diaphragm, nozzle, dan lain lain.

Gambar 5. Mass flow steam Vs Valve lift


Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa untuk steam inlet flow 11 ton keatas diwajibkan untuk membuka overload valve. Hal ini yang belum dikethui oleh PT. Pupuk Kujang. Bila overload valve tidak dibuka maka akan mengakibatkan vibrasi seperti yang ditimbulkan turbin saat ini. Artinya ada gaya yang akan mengakibatkan bearing tidak dapat meredam bebannya. Gaya tersebut timbul akibat velocity steam mengakibatkan gaya aksial yang terjadi pada blade yang berulang kali hanya pada inlet steam nozzle. Ketika overload valve dibuka maka gaya tersebut akan merata sehingga velocity steam pun akan terbagi merata. Dari data ini masalah vibrasi yang terjadi ketika menutup overload valve jelas karena turbin akan beroperasi diatas desainnya. Bila masalah vibrasi itu timbul tidak karena masalah operasional yang melebihi desainnya dimungkinkan bearing mempunyain preload yang terlalu kecil, sehingga dengan oli tidak dapat dengan mudah memasuki pad bearing. Hal ini dapat di check dengan menempelkannya dengan shaft yang mempunyai ukuran 4% lebih beasar dari ukuran shaftnya. Diharapkan semua permukaan pad menyentuh permukaan shaft tadi.
Gambar 6. Overload valve assembly

1.       Saran
1.       Membuka overload valve agar turbin mampu beroperasi normal kembali akibat beban yang tinggi
2.       Perlu dipertimbangkan dan dianalisa kembali kebutuhan dan kemampuan turbin bila akan dilaksanakan integrasi line natural gas.

Governor itu makanan apa???


Alhamdulillah saya ada kesempatan untuk menulis blog. Kali ini saya banyak berbicara tentang GOVERNOR. Ya governor jangan berpikiran saya akan berbicara tetang Bapak FOKE atau Bapak Awang Faroek, tapi kali ini kita akan berbicara tentang sebuah alat yang dapat mengontrol speed turbin. Seperti yang kita tahu ada 2 macam yang dimaksud dengan kata pengontrolan disini,

1.       Governor digunakan untuk mengontrol speed agar constant, artinya speed dijaga agar tidak berubah. Disini dapat berarti bila ada pembebanan lebih yang terjadi pada turbin maka governor memberikan signal pada governor valve untuk membuka steam sehingga speed dapat dipertahankan sesuai bebannya.

2.       Governor dapat digunakan untuk menaikkan speed turbin dengan human interference. Artinya bila turbin sebagai penggerak pompa/compressor dimana ingin menambahkan rate disaat valve discharge sudah full open dan minimum flow atau anti surge sudah tertutup maka penambahan rate dilakukan dengan cara penambahan speed turbin.

Sekarang kita sudah mengetahui fungsi dari governor. Nah untuk dapat memenuhi fungsi tersebut maka governor mendapatkan inputan seperti yang terlihat pada gambar dibawah.



Bila kita lihat pada gambar Electric Governor diatas inputan governor terdiri dari

1.       PIC 5010 (speed Control Signal From Process)

Inputan ini digunakan untuk mengontrol turbin dimana pengontrolan berdasarkan proses. Proses yang dimaksud disini adalah pressure dari equipment yang digerakkan. Sebagai contoh compressor ingin menambahkan tekanan prosesnya, maka operator akan memberikan inputan untuk menambahkan pressure, inputan tersebut berubah menjadi signal 4-20 mA untuk memberitahu governor untuk menambahkan steam. Begitu pula sebaliknya.



2.       Raise/Lower Switch

Raise/lower switch digunakan untuk menambahkan speed turbin manual.



3.       Speed Signal From Turbine

Speed signal from turbine ini berlaku sebagai feed back controller. Speed signal ini berfungsi bila ada gangguan proses yang tidak dapat terhindari. Sebagai contoh ada perubahan pressure inlet steam turbine membesar, maka otomatis speed turbin akan naik sesaat, ketika naik sensor speed membaca dan memberitahukan ada kelebihan speed. Kemudian otomatis governor memberikan instruksi untuk mengurangi speed turbin hingga kembali pada speed referencenya.



4.       COS Idle/Rate dan COS remote/local.

COS Idle/Rate dan COS Remote/Local adalah inputan untuk governor ketika start turbine dimana secara otomatis governor memegang penuh kendali turbin sebelum MGS nya. COS idle/rate digunakan untuk menahan speed pada Idle speed ke-2, sedangkan COS remote/Local dilakukan saat akan menaikkan speed turbin.



5.       Extraction Pressure.

Extraction control valve sebagai inputan pada governor bila jenis turbine adalah extraction turbin, dimana sebagai inputan adalah menjaga pressure ekstraksi sesuai dengan kebutuhannya.


Baiklah sekarang setelah kita tahu dan dapat mengibaratkan turbin adalah seorang manusia maka governor sebagai otaknya. Selanjutnya yang akan dibahas adalah ibarat tangannya manusia yaitu system governor valve. Jadi Governor yang telah kita bahas sebelumnya akan memberikan signal untuk membuka atau menutup governor valve. Governor valve biasanya terdiri dari actuator, pilot valve, cylinder piston, lever dan governor valvenya sendiri. Mari kita lihat gambar dibawah.

Okay jadi sebenarnya prinsip kerjanya seperti ini, Governor memberikan signal kepada actuator, didalam actuator signal tersebut diubah menjadi pergerakan piston didalamnya naik dan turun, Nah ketika ada pergerakan tersebut akan mengubah sementara posisi dari pilot valve. Nah dengan perubahan pilot valve dia akan memberikan oli ke cylinder piston. Cylinder pistonlah yang membuka governor valve.
Oke kalau ada komentar dari agan agan yang lebih super ayo kita tukar pikiran, setelah ini kami akan memaparkan prinsip kerja governor valve

Jumat, 06 April 2012

My first blog

Alhamdulillah blog ane yang pertama sudah launch. haha. masih pembelajaran. sip